Pendidikan
Sebagai Pengubah Derajat
Oleh:
Restu Amalya
Pendidikan
merupakan hal yang sangat fundamental untuk saat ini dan sudah menjadi hal yang
wajib untuk di penuhi demi kehidupan yang lebih maju. Dengan maksimalnya
pendidikan yang didapat oleh seseorang maka akan dapat merubah kehidupannya
menjadi lebih baik. Namun permasalahannya untuk saat ini adalah apakah semua
anak – anak Indonesia dapat memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas?
Apakah pendidikan yang berkualitas itu harus mahal? Apakah pemerintah sudah
bisa memfasilitasi anak – anak di
Indonesia agar dapat memperoleh pendidikan?
Indonesia
memiliki undang – undang dasar yang mengatur semua hak dan kewajiban warga
negara nya. Salah satu undang – undang nya adalah mengenai pendidikan, yang di
atur dalam UU Nomor 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara
mempunyai hal yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Saat ini masih
sangat banyak anak anak di Indonesia yang belum menerima hak nya seperti yang
tertuang di UU 20 tahun 2003. Untuk menilai layak dan kualitas dari pendidikan
dapat dilihat dari tenaga pengajar dan kurikulum yang di buat oleh para
pemegang kuasa. Untuk saat ini kualitas pendidikan di Indonesia sudah dapat
dikatakan hampir memiliki kualitas yang baik, hanya saja pemerataan nya yang
belum dapat di berikan oleh pemerintah untuk setiap daerah di Indonesia. Namun
sayang nya pendidikan yang di nilai memiliki kualitas yang baik, akan ada judul
“mahal” yang melekat pada isntansi pendidikan tersebut. Karena pada saat ini
presepsi masyarakat adalah bahwa jika ingin mendapatkan pendidikan yang
berkualitas maka juga harus merogoh kocek yang dalam. Padahal hal itu tidak lah
menjadi presepsi yang paten, karena pada kenyataan nya pemerintah sudah
mengaggarkan dana yang besar untuk anak – anak Indonesia yang tidak mampu untuk
dapat menerima pendidikan yang layak dan juga berkualitas. APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) yang disiapkan pemerintah untuk sector pendidikan
adalah sebesar 20 % atau sekitar 371,2 Triliun, uang sebanyak itu sudah di
siapkan untuk pendidikan gratis bagi anak anak Indonesia yang berprestasi.
Raeni
(21) adalah lulusan terbaik di Universitas Negri Semarang jurusan pendidikan
ekonomi. IPK yang diperoleh Raeni adalah 3,96 nyaris mendapatkan nilai
sempurna. Namun jangan dibayangkan bahwa ia dapat menjalankan perkuliahan
dengan jalan yang mulus. Raeni adalah anak dari seorang tukang becak Mugiono
(55) yang berpenghasilan hanya sekitar
10.000 – 50.000/hari, dan juga ia bekerja tambahan sebagai penjaga
sekolah dengan gaji perbulan sekitar 450rb. Jika dihitung dengan logika maka
tidak mungkin Reani yang anak seorang tukang becak dapat menempuh pendidikan di
kampus yang berkualitas seperti itu. Hal ini dapat dilakukan Raeni karena
prestasi nya yang baik sehingga ia mendapat beasiswa bidik misi. Beasiswa ini
merupakan program pemerintah yang diberikan kepada mahasiswa tidak mampu yang
berprestasi, mahasiswa yang mendapat beasiswa ini diberikan fasilitas yang
lengkap yaitu dibebaskan dari biaya semester, mendapat uang saku bulanan dan
juga diberi fasilitas laptop. Keberhasilan Raeni ini dipersembahkan untuk
keluarga nya, ia bercita – cita untuk mengubah derajat keluarga yang miskin
menjadi lebih baik.
Dari
kisah Raeni ini dapat dilihat bahwa program pemerintah mengenai pendidikan
sudah dilaksanakan dengan baik dan memiliki bukti yang nyata. Hanya saja saran
bagi pemerintah adalah, meratakan program tersebut keseluruh pelosok Indonesia,
agar seluruh anak Indonesia dapat menerima pendidakan yang layak dan juga
bangsa ini akan memiliki SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas dan dapat
memajukan derajat keluarga nya masing – masing bahkan dapt memajukan derajat
Negar Indoensia di kancah Internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar